Memilih software pengeditan video kamu merupakan bagian integral dari proses pascaproduksi. Lantas, apa perbedaan antara Premiere Pro dan After Effects, kapan sebaiknya digunakan atau menggunakan software yang mana? Mari baca sampai habis untuk mengetahui seluk-beluk softwaere pasca-produksi video.
Yap, saatnya membahas Premiere Pro vs After Effects. Mana yang lebih baik? kamu dapat menggunakan kedua alat tersebut untuk berbagai tugas produksi video, tetapi masing-masing memiliki keistimewaannya. Jika kamu seorang pemula, mungkin sulit untuk memilih di antara keduanya.
Mana yang lebih baik: After Effects atau Premiere Pro?
Lantas, apa perbedaan antara Premiere Pro dan After Effects? Yang pertama adalah alat pengeditan video, sedangkan yang terakhir dibuat dengan mempertimbangkan efek visual. Masing-masing hadir dengan spesialisasi, dan beberapa orang secara eksklusif menggunakan salah satunya. Kadang-kadang, itu tergantung pada preferensi pribadi – jika kamu terbiasa dengan satu software, kamu lebih mungkin menggunakannya jika itu menyelesaikan tugas yang sedang kamu kerjakan.
Tapi mari kita uraikan ini dan diskusikan manfaat dari setiap alat, siapa yang menang dalam hal Premiere Pro vs. After Effects, dan cara terbaik untuk memulai!
1
Tujuan dan Fungsi
Premiere Pro adalah software editing video linear dan dirancang khusus untuk mengedit video secara keseluruhan, mulai dari proses pemotongan dan penggabungan klip, pengaturan durasi, hingga penyesuaian warna dan suara.
Yang berfokus pada editing video, termasuk penyuntingan timeline, transisi, efek transisi, pemaduan audio, penyesuaian warna, dan output final dalam berbagai format video.
After Effects adalah software motion graphics dan visual effects (VFX) yang digunakan untuk membuat animasi,
efek visual, komposisi, dan motion. Berfokus pada
pembuatan efek-efek visual dan animasi berdasarkan kompositing, pencahayaan, kamera virtual,
motion tracking, dan elemen-elemen grafis lainnya.
2
Interface dan Workflow
Premiere Pro memiliki interface yang berfokus pada editing video dengan timeline utama dan timeline audio terpisah. Workflow biasanya bersifat linear dan berorientasi pada urutan video yang berurutan. After Effects memiliki interface yang lebih berorientasi pada kompositing dan animasi.
Dalam After Effects, Kita bekerja dengan komposisi dan layers, yang memungkinkan untuk menumpuk berbagai elemen untuk menciptakan efek visual yang kompleks.
3
Support dan Kegunaan
Premiere Pro biasanya digunakan untuk membuat vlog, film, iklan, konten YouTube, dokumenter, dan sebagainya. Support untuk multiple camera angles, kolaborasi tim dengan fitur pengeditan berbasis cloud, dan integrasi yang baik dengan aplikasi Adobe lainnya.
After Effects digunakan untuk membuat judul animasi, efek-efek visual khusus (misalnya, ledakan, api, efek teleportasi), intro dan outro video/film, dan animasi kompleks lainnya. Support animasi keyframe, compositing, motion tracking, dan support berbagai plugin pihak ketiga.
4
Rendering
Premiere Pro lebih cepat dalam pemrosesan preview dan rendering video yang kompleks karena cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan After Effects dalam hal efek visual dan animasi. After Effects membutuhkan waktu lebih lama untuk merender video karena prosesnya yang lebih kompleks dalam menciptakan efek visual dan animasi yang rumit.
Kesimpulan
Premiere Pro vs After Effects sebenarnya tidak ada kata versus, meskipun keduanya melakukan beberapa aktivitas yang tumpang tindih tapi kamu dapat menggunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda pada software tersebut dan dapat digunakan secara bersamaan.
After Effects telah menyediakan opsi color correction sejak lama. Jika dibandingkan dengan Premiere Pro yang baru saja memiliki fitur color correction, Tools color correction pada After Effects bisa dibilang lebih unggul.
After Effects sangat kompleks untuk mengedit animasi. Sedangkan Premiere Pro tidak menawarkan serangkaian opsi untuk menambahkan efek animasi ke video. After Effects memberi penggunanya fitur animasi teks yang luar biasa banyak. Meskipun fitur-fitur ini tersedia di Premiere Pro, fitur-fitur tersebut cukup standar.